KOMPAS.com - Restoran siap saji dalam jarak 150 meter dari sekolah dapat membuat sedikitnya lima persen peningkatan angka kegemukan di kalangan murid sekolah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diselenggarakan ahli ekonomi di Columbia University dan University California, Barkeley, Amerika Serikat menyatakan, "Larangan bagi keberadaan restoran makanan cepat saji di lingkungan dekat sekolah dapat menimbulkan dampak yang lumayan pada angka kegemukan di kalangan siswa yang terpengaruh."
Para peneliti tersebut mengkaji bagaimana kedekatan restoran berdampak pada angka kegemukan di kalangan tiga juta murid kelas sembilan di berbagai sekolah California, dan lebih dari sejuta perempuan hamil di Michigan, New Jersey dan Teksas, demikian hasil studi yang disiarkan Jumat (13/3) dan dikutip kantor berita Inggris, Reuters.
Mereka memusatkan perhatian pada murid kelas sembilan, terutama yang berusia 14 tahun, sebagian karena murid itu menjalani pemeriksaan kesehatan pada musim panas, sekitar 30 pekan setelah pelajaran dimulai dan pajanan terhadap makanan cepat saji.
Studi itu, yang disiarkan oleh "American Association of Wine Economist", memperlihatkan, "Keberadaan restoran cepat saji dalam jarak sepersepuluh mil dari sekolah berkaitan dengan setidaknya 5,2 persen peningkatan angka kegemukan di sekolah tersebut."
Studi tersebut juga mendapati perempuan hamil yang tinggal dalam jarak sepersepuluh dari restoran cepat saji memiliki "peningkatan 4,4 persen kemungkinan berat badan mereka naik lebih dari 20 kilo".
Studi itu mengikuti perkembangan satu kasus yang diajukan bulan lalu dalam konferensi "American Stroke Association". Para peneliti dari "University of Michigan" mendapati orang yang tinggal di lingkungan yang dipenuhi oleh restoran cepat saji lebih mungkin untuk terserang stroke.
Pada Desember lalu, satu studi mendapati bahwa pemuda yang belajar di sekolah yang berada setengah mil (0,80 kilometer) dari tempat makan cepat saji makan lebih sedikit buah dan sayuran, minum lebih banyak soda dan lebih mungkin untuk kegemukan dibandingkan dengan siswa di sekolah lain.
Preseden berbahaya
Janet Currie, peneliti utama studi ahli ekonomi Wine tersebut, mengatakan jika makanan cepat saji di dekat sekolah mengakibatkan kegemukan, maka memiliki daerah bebas makanan cepat saji mungkin menjadi kebijakan yang baik.
"Itu takkan banyak berbeda dalam semangat dari kebijakan yang bertujuan melarang minuman ringan dan makanan tak sehat di sekolah, atau meningkatkan kualitas menu makan siang di sekolah," katanya.
Wanita jurubicara bagi "Yum! Brands", perusahaan induk KFC, Pizza Hut, Taco Bell dan Long John Silver’s, tak mau berkomentar, dan hanya mengatakan ia belum melihat studi itu.
Restoran Burger King juga tak menjawab telefon untuk meminta komentar.
Sementara itu wanita jurubicara McDonald’s merujuk hubungan telefon ke "National Retail Federation", kelompok dagang di Washington.
"Saya kira akan menjadi preseden berhaya untuk membatasi jenis usaha yang sah dan penting dan di mana mereka mesti berada di satu kota," kata wanita jurubicara federasi tersebut, Ellen Davis.
"Bukanlah lebih masuk akal bagi orang-tua untuk membatasi uang jajan seorang anak atau membiarkan mereka tahu kapan dan di mana mereka tak boleh makan makanan tertentu?" ia mempertanyakan.
Davis menambahkan banyak restoran telah mengubah menu mereka dalam lima tahun belakangan, terutama buat makanan anak-anak.
"Kita menyaksikan banyak pilihan sehat tersedia --potongan apel, susu sebagai pengganti soda ... . Penting untuk menyatakan bahwa banyak rangkaian restoran telah berusaha meragamkan menu mereka dan membuat menu itu jadi lebih sehat," tambahnya.
Senin, 30 Maret 2009
Restoran Siap Saji Dekat Sekolah Bikin Anak Makin Gendut
Diposting oleh
intan puspita at 08.29
Label: Restoran Siap Saji Dekat Sekolah Bikin Anak Makin Gendut
Label: Restoran Siap Saji Dekat Sekolah Bikin Anak Makin Gendut


Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Restoran Siap Saji Dekat Sekolah Bikin Anak Makin Gendut"
Posting Komentar